Tabel Periodik Unsur
Sistem periodik adalah suatu tabel berisi
identitas unsur-unsur yang dikemas secara berkala dalam bentuk periode dan
golongan berdasarkan kemiripan sifat-sifat unsurnya. Sampai saat ini,
sudah dikenal 118 macam unsur dengan sifat yangkhas untuk setiap unsur.
Perkembangan tabel periodik dimulai dari:
·
Sistem Periodik Klasik
Johan W. Dobereiner adalh ilmuan pertama
yang mengembangkan sistem periodik unsur. Sistem periodik unsur-unsur yang
dikembangkannya didasarkan pada nomor massa atom. Menurut Dobereiner, jika
nomor massa atom unsur A ditambah nomor massa atom unsur B, kemudian
dirata-ratakan maka akan dihasilkan nomor massa atom unsur C. Ketiga
unsur ini akan memiliki sifat yang mirip. Kelompok unsur tersebut oleh
Dobereiner dinamakan triade.
Lalu perkembangan berikutnya, John
Newland menemukan hubungan antara sifat unsur dan massa atom menurut pola
tertentu. Jika unsur-unsur dideretkan menurut kenaikan nomor massa atom maka
unsur kedelapan memiliki sifat mirip dengan unsur pertama. Pola ini dinamakan
Hukum Oktaf. Namun, pada perkembangan selanjutnya ditemukan beberapa unsur yang
tidak sesuai dengan Hukum Oktaf, misalnya: Cr tidak mirip dengan Al; Mn tidak
mirip dengan P; Fe tidak mirip dengan S; dan yang lainnya.
Pada 1869, ilmuwan kimia Rusia, Dmitri
Mendeleev dan ilmuwan kimia dari Jerman, Lothar Meyer, menyusun tabel periodik
unsur-unsur secara terpisah di setiap negaranya. Sistem periodik Mendeleev
didasarkan pada nomor massa atom, sedangkan sistem periodik Meyer didasarkan
pada massa jenis atom. Walaupun dasar penggolongan sistem periodik berbeda,
tetapi hasilnya hampir sama. Mendeleev menyusun sistem periodik unsur-unsur
dengan cara menempatkan unsur-unsur ke dalam bentuk baris dan kolom.
Unsur-unsur dalam kolom yang sama ini memiliki sifat-sifat yang mirip.
Unsur yang terdapat di bawah aluminium disebut eka-aluminium dengan lambang Ea. Menurut Mendeleev, sifat-sifat unsur ini dapat diprediksi berdasarkan perbandingan terhadap unsur-unsur tetangganya. Hasil prediksi Mendeleev terhadap unsur eka-aluminium, yaitu nomor massa 68, massa jenis 5,9 g/cm3 , titik leleh rendah, titik didih tinggi, dan rumus oksidanya
Ea2O3.
Unsur yang terdapat di bawah aluminium disebut eka-aluminium dengan lambang Ea. Menurut Mendeleev, sifat-sifat unsur ini dapat diprediksi berdasarkan perbandingan terhadap unsur-unsur tetangganya. Hasil prediksi Mendeleev terhadap unsur eka-aluminium, yaitu nomor massa 68, massa jenis 5,9 g/cm3 , titik leleh rendah, titik didih tinggi, dan rumus oksidanya
Ea2O3.
Pada 1874, ahli kimia Prancis, Paul
Émile Lecoq de Bois-baudran menemukan unsur galium. Sifat-sifat unsur galium
tidak berbeda dengan eka-aluminium yang diramalkan oleh Mendeleev. Keberhasilan
Mendeleev dalam memprediksi unsur-unsur yang belum ditemukan waktu itu,
menjadikan sistem periodik Mendeleev lebih diterima oleh masyarakat ilmiah
dibandingkan sistem periodik yang dikembangkan oleh Lothar Meyer.
·
Sistem Periodik Panjang
Bentuk sistem periodik Panjang adalah
sistem periodik modern berupa tabel panjang yang dimodifikasi dengan cara
mengeluarkan dua deret unsur-unsur yang tergolong unsur-unsur transisi
dalam, yaitu unsur-unsur dimulai dengan nomor atom 58 sampai 71 (golongan
lantanida) dan nomor atom 90 sampai 103 (golongan aktinida).
Dalam sistem periodik modern,
unsur-unsur disusun menurut kenaikan nomor atom, bukan nomor massanya dan
disusun ke dalam periode dan golongan. Terdapat 7 periode dan 18 golongan.
Periode 1 dihuni2 unsur; periode 2 dan 3 dihuni 8 unsur; periode 4 dan 5 dihuni
18 unsur; periode 6 dan 7 dihuni 32 unsur. Oleh karena terlalu panjang maka
pada periode 6 dan 7, unsur dengan nomor atom 58–71 dan 90–103 dikeluarkan dari
tabel dan ditempatkan di bawah tabel. Setiap kolom dalam tabel periodik modern
mengandung informasi tentang lambang unsur, nomor atom, nomor massa, wujud, dan
informasi lainnya, seperti ditunjukkan pada sistem periodik unsur-unsur
berikut.
Sifat Periodik Unsur
1.
Sifat logam :
§ Logam
§ Bukan
logam
§ Semi
logam (metaloid)
Dalam
satu golongan makin keatas letak unsur maka sifat logam berkurang, dan dalam
satu periode makin kekanan letak unsur maka sifat logam kian berkurang.
2.
Jari-jari atom
Dalam
satu periode makin kekanan letak unsur maka jari-jari atom semakin kecil, dan
dalam satu golongan makin kebawah suatu unsur maka jari-jari atom semakin
besar.
3.
Jari-jari ion
Atom
yang melepaskan elektron jari-jari ionnya lebih kecil dibanding jari-jari atom
netralnya. Sebaliknya, atom menangkap elektron maka jari-jari ionnya lebih
besar dibandingkan dengan jari-jari atom netralnya.
4.
Energi ionisasi
Adalah
energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari suatu atom yang
berdiri sendiri. Dalam satu golongan, energi ionisasi semakin berkurang jika
nomor atom bertambah. Dalam satu periode, umumnya energi ionisasi cenderung
bertambah dari kiri ke kanan.
5.
Afinitas elektron
Adalah
energi yang dilepaskan jika atom dalam bentuk gas menerima elektron dengan
membentuk ion negatif. Dalam satu golongan, makin kebawah maka afinitas
elektron makin berkurang. Dalam satu periode, makin kekanan afinitas elektron
makin bertambah.
6.
Keelektronegatifan
Adalah
kemampuan suatu atom untuk menarik elektron. Makin kecil jari-jari atom maka
harga keelektronegatifan makin besar.
7.
Sifat-sifat magnetik
Jika
ditempatkan didalam medan magnetik, atom akan menunjukkan sifat-sifat magnetik.
Gejala diamagnetisme jika interaksi elektron yang berpasangan dengan medan
magnetik akan tolak menolak. Gejala paramagnetik yaitu gejala yang disebabkan
apabila suatu atom mempunyai elektron tidak berpasangan. Makin banyak elektron
yang tidak berpasangan makin kuat gaya tarik medan magnetnya.
http://elearning.gunadarma.ac.id