1. Pengertian
Motivasi
Motivasi
adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen
seseorang. Hal ini termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan
mampertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam,2008)
Motivasi
adalah proses kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi untuk mencapai sasaran
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan
kebutuha sejumlah individu. Meskipun
secara umum motivasi merujuk ke upaya yang dilakukan guna mencapai setiap
sasaran, disini kita merujuk ke sasaran organisasi karena fokus kita adalah
perilaku yang berkaitan dengan kerja (Robbins & Coulter, 2007).
2. Teori-
teori motivasi
·
Teori drive – reinforcement
a) Pengertian Teori Drive
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya., Freud (1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Secara umum , teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut : ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
a) Pengertian Teori Drive
Teori ”drive” bisa diuraikan sebagai teori-teori dorongan tentang motivasi, perilaku didorong ke arah tujuan oleh keadaan-keadaan yang mendorong dalam diri seseorang atau binatang. Contohnya., Freud (1940-1949 ) berdasarkan ide-idenya tentang kepribadian pada bawaan, dalam kelahiran, dorongan seksual dan agresif, atau drive (teorinya akan diterangkan secara lebih detail dalam bab kepribadian). Secara umum , teori-teori drive mengatakan hal-hal berikut : ketika suatu keadaan dorongan internal muncul, individu di dorong untuk mengaturnya dalam perilaku yang akan mengarah ke tujuan yang mengurangi intensitas keadaan yang mendorong. Pada manusia dapat mencapai tujuan yang memadai yang mengurangi keadaan dorongan apabila dapat menyenangkan dan memuaskan. Jadi motivasi dapat dikatakan terdiri dari:
a.
Suatu keadaan yang mendorong.
b.
Perilaku yang mengarah ke tujuan yang
diilhami oleh keadaan terdorong.
c.
Pencapaian tujuan yang memadai.
d.
Pengurangan dan kepusaan subjektif dan
kelegaan ke tingkat tujuan yang tercapai.
Setelah keadaan itu,
keadaan terdorong akan muncul lagi untuk mendorong perilaku ke arah tujuan yang
sesuai. Pengulangan kejadian yang baru saja diuraikan seringkali disebut
lingkaran korelasi. Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan
terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Beberapa teori,
termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan terdorong sejak belum lahir, atau
instingtif. Tentang perilaku binatang, khususnya ahli ethologi telah
mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran
(tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986). Teori-teori drive
yang lain telah mengembangkan peran belajar dalam keaslian keadaan terdorong.
Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut,
keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan
yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan
minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu
dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu.
Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan,
agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari
orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain
mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang
berbeda.
b) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini mempunyai dua aturan pokok : aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban -jawaban yang benar dan aturan pokok lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Pengukuhan dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan ) atau negatif ( menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang didinginkan telah diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara akasi atau tindakannya dengan sebab akibat.
b) Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory)
Teori ini mempunyai dua aturan pokok : aturan pokok yang berhubungan dengan perolehan jawaban -jawaban yang benar dan aturan pokok lain yang berhubungan dengan penghilangan jawaban-jawaban yang salah. Pengukuhan dapat terjadi positif (pemberian ganjaran untuk satu jawaban yang didinginkan ) atau negatif ( menghilangkan satu rangsang aversif jika jawaban yang didinginkan telah diberikan ), tetapi organisme harus membuat antara akasi atau tindakannya dengan sebab akibat.
Siegel dan Lane (1982),
mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan
motivasi tenaga kerja., yaitu dengan:
a.
Menentukan apa jawaban yang diinginkan
b.
Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku
ini kepada tenaga kerja.
c.
Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa
yang akan diterima. Tenaga kerja jika jawaban yang benar terjadi
d.
Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban
yang benar dilaksanakan.
e.
Memberikan ganjaran kepada jawaban yang
diinginkan, yang terdekat dengan kejadiannya.
c) Teori Harapan
c) Teori Harapan
Teori ini menyatakan
cara memilih dan bertindak dari berbagai alternative tingkah laku, berdasarkan
harapannya apakah ada keuntungan yang diperoleh dari tiap tongkah laku. Teori
harapan berfikir atas dasar :
a)
Harapan hasil prestasi
Individu mengharapkan
konsekuensi tertentu dari tingkah laku mereka. Harapan ini nantinya akan
mempengaruhi keputusan tentang bagaimana cara mereka bertingkah laku.
b)
Valensi
Hasil dari suatu
tingkah laku tertentu mempunyai valensi atau kekuatan untuk memotivasi. Valensi ini bervariasi dari
satu individu ke individu lain.
c)
Harapan prestasi usaha
Harapan orang mengenai tingkat
keberhasilan mereka dalam melaksanakan tugas yang sulit akan berpengaruh pada
tingkah laku . tingkah laku seseorang sampai tingkat tertentu akan tergantung
pada tipe hasil yang diharapkan (Nursalam, 2007)
2 komentar:
Bagussss..Tingkatkan yaa
oke seep bapak..
Posting Komentar